Oleh : Sri Mauliani, S.Pd. – Ketua POSBI Desa Wanseriwu, Kec. Tiworo Tengah, Kab. Muna Barat, Prov. Sulawesi Tenggara

Sri Mauliani, S.Pd.

“I don’t want your hope, I don’t want you to be hopeful. I want you to panic and act like as if the house was on fire- Greta Thunberg’’

Foto: Salah satu pantai di Wakatobi, pada senja hari (Sumber: dokumen posbi)

Mungkin kita sudah tidak asing lagi dengan kalimat ‘’climate change is real’’. Hal ini sering dibincangkan bahkan dikampanyekan di sekeliling kita juga di sosial media. Krisis iklim bukan sekadar berbicara tentang masalah lingkungan. Akan tetapi juga merupakan isu ekonomi, isu kesehatan, isu ketahanan pangan, isu keamanan global, isu keadilan sosial dan juga isu Hak Asasi Manusia (HAM).
Krisis iklim di pesisir
Tentu hal ini menjadi refleksi penting bagi seluruh umat khususnya bagi kami rakyat yang tinggal dan hidup di pesisir. Pesisir dan pulau- pulau kecil adalah wilayah yang paling rentan menerima dampak ancaman krisis iklim dan krisis kebijakan yang merugikan masyarakat ini. Sedikitnya, dua dampak krisis iklim yang pasti dirasakan oleh masyarakat pesisir.
Berdasarkan sumber : Climate.nasa.gov/causes, volume air laut global di akhir abad ini akan meningkat setinggi 140-200 cm. Emisi global dan kenaikan temperatur bumi sejak tahun 2000 mencapai konsentrasi karbon dioksida berkisar 380 hingga 450 PPM(parts per million). Itu artinya pulau-pulau kecil dan pesisir akan tenggelam. Banyak orang yang akan kehilangan ruang hidupnya, menjadi pengungsi iklim atau bahkan menderita hingga mati.
Dampak selanjutnya yang akan dirasakan oleh masyarakat pesisir adalah sulitnya mata pencaharian masyarakat nelayan. Krisis iklim memberi ancaman terjadinya berbagai bencana alam. Peristiwa seperti gelombang pasang yang sangat tinggi dan cuaca buruk menyebabkan nelayan tidak dapat melaut. Selain itu, wilayah penangkapan ikanpun akan semakin menjauh karena perubahan suhu air.
Pemerintah dalam menangani kerusakan lingkungan
Cara paling nyata untuk menjaga lingkungan kita menurut saya adalah dengan menginternalisasi kesadaran dan empati terhadap lingkungan yang penting dan menjadi fokus untuk dilaksanakan oleh setiap umat manusia. Jika banyak kegiatan sederhana seperti membuang sampah sembarangan, banyak menggunakan plastik sekali pakai, enggan menggunakan transportasi umum,enggan membawa dan memakai alat makan juga minum sendiri, menormalisasikan semua bentuk eksploitasi hutan juga hewan, maka masihkah ada harapan?
Sayangnya, yang membawa kerusakan lingkungan selalu diremehkan oleh banyak orang. Bagaimana jika semua orang yang ceroboh terhadap lingkungan melakukan hal yang sama? Para pembuat kebijakan akhir-akhir ini terlihat semakin optimis dalam merumuskan kebijakan terbaru yang berpusat pada ekonomi. Padahal tindakan tersebut berkontribusi besar terhadap kerusakan lingkungan yang mengurangi komitmen mereka dalam menangani perubahan iklim. Pembuat kebijakan seharusnya bertindak adil terhadap darurat iklim dan hilangnya keseimbangan ekologis ini.
Harapan terbesar bagi kami masyarakat pesisir adalah kerusakan lingkungan yang ada dapat benar-benar mendapatkan perbaikan, agar nafas panjang dari tanah kelahiran tidak hilang karena dengan keadaan seperti saat ini kami belum tentu selamat.
Peran pemuda sebagai harapan dan kenyataan yang ada
Dengan adanya hal tersebut masyarakat pesisir khususnya pemuda harus peduli. Menjadi pemuda berarti siap menjadi agent of change (Generasi Perubahan). Pemuda memiliki peran dan aspek yang sangat besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Usia ini adalah waktu yang ideal untuk mereka mengeksplor kemampuan dan energi dalam diri.
Kontribusi pemuda yang dibutuhkan bukan hanya dalam memberikan kritik dan masukan. Turut andil, bersuara dan berperan sesuai dengan keahlian yang dimiliki atas apa yang dibutuhkan masyarakat lah yang perlu. Baik itu di bidang informasi dan teknologi, perikanan, maupun pendidikan. Sama halnya jika kita memiliki keahlian di bidang pendidikan bahasa Inggris, kita bisa memberikan wadah informasi dalam menerjemahkan dan membangun gerakan yang fokus pada upaya kesadaran lingkungan ke masyarakat sekitar.
Tentu setiap orang sudah memiliki bekal keahlian dan kemampuannya masing-masing agar dapat dimanfaatkan untuk menunjang kebermanfaatan dan kemajuan masyarakat sekitar. Demi terwujudnya para pemuda yang cakap menjadi pusat-pusat unggulan dan bermanfaat yang selalu hadir di masyarakat. Peran yang ada dalam pemuda dan dapat di implementasikan tentunya akan sangat bernilai bagi banyak orang selain untuk diri sendiri, sekalipun hanya dengan memulai hal atau kontribusi kecil. Beberapa hal baik yang juga dapat pemuda jadikan motivasi yaitu keberanian juga cerdik dalam melakukan taktik. Kemampuan membujuk masyarakat yang lebih tua dengan tetap memikirkan risiko yang mungkin terjadi jika melakukan tindakan-tindakan tersebut.

Baca juga:  Wakil Menteri ATR BPN RI Raja Juli Antoni, Kenakan Pakaian Adat Bajau saat Membuka Dialog Bajau Internasional yang Diselenggarakan POSBI
Admin POSBI
Admin POSBI